She's my kind of rain
Like love from a drunken sky
Confetti falling down all night
She's my kind of rain
She's the sunset's shadow
She's like Rembradt's light
She's the history that's made at night
She's my lost companion
She's my dreamin' tree
Together in this brief eternity
Summer days
Winter snow
She's all things to behold
Hujan, sama seperti saat aku pertama kali bertemu denganmu. Kupandangi tetes-tetes hujan dari balik jendela kamarku. Sebanyak derai hujan di luar sana, sesering itu juga aku memikirkanmu. Aku masih ingat, kau suka sekali dengan hujan. Saat hujan, biasanya orang lain akan berlindung dari tetesannya. Mencoba berteduh, dan mencari sepotong kehangatan dari balik selimut mereka. Tapi kamu, tidak begitu. Saat hujan turun, kau akan melepas sepatumu, kemudian kau berlari menerjang hujan. Aku kemudian berteriak, “Kau bisa sakit nanti!!” tapi kau hanya tertawa, menertawakanku, kemudian menarikku ke tengah derasnya hujan. Bersama kita berkejar-kejaran, kita tak peduli tatapan aneh dari orang-orang dari balik jendela rumah mereka, kau tak peduli dengan genangan air yang mengotori kaus kaki putihmu. Aku pun tak peduli dengan dinginnya tetesan hujan yang menembus kulitku. Aku hanya tahu, bahwa aku menyukai saat-saat seperti ini. Setiap saat yang kuhabiskan denganmu, mendengar tawa renyahmu, menatap pancaran sinar dimatamu. Aku bahagia, begitupun denganmu.
“Kau harus mencoba menyukai hujan.” kau tersenyum ke arahku. “Aku tidak mempunyai alasan untuk menyukai hujan.” Aku berbohong, sebenarnya kau telah membuatku menyukai hujan. Kaulah alasanku menikmati setiap waktu yang bergulir saat hujan turun. Aku suka sekali melihat senyummu saat hujan turun. Ah, kau memang sangat menyukai hujan ya… Dimataku kau memang cantik. Kau cantik saat berdiri di bawah sinar mentari pagi, kau cantik saat berada diantara keramaian di siang hari, kau cantik saat berada di antara lampu temaram kota di malam hari, kau cantik saat cahaya senja menerpa wajahmu. Tapi tahukah kamu? Aku paling suka melihatmu saat hujan. Saat kau tertawa seperti ini, saat rambutmu basah dan kusut karena terpaan tetesan air hujan, saat pancaran sinar jenaka dari matamu menatapku seperti ini. Aku mencintaimu, hatiku membisikkan kata itu berulang kali. Tapi aku tidak cukup berani untuk mengungkapkannya kepadamu.
Hari ini hujan turun sangat deras, tapi kau tidak ada disampingku. Aku memang menyukai hujan, tapi aku menyukai hujan saat kau ada disampingku. Aku menyukai hujan saat aku menikmatinya bersamamu. Jika saat itu aku mempunyai cukup keberanian, cinta kita tentu tak akan berakhir seperti ini. Cinta ini telah menorehkan luka dihatiku. Di hari istimewamu, kau tersenyum menatapnya. Sesosok lelaki yang menjadi alasanmu untuk dewasa. Lelaki yang akan bersamamu saat usia senja menyapamu. Melihat senyummu, aku tahu kau bahagia. Aku pun juga ingin bahagia. Aku ingin dihatimu selamanya. Hal kecil seperti itulah yang akan membuatku bahagia. Tetesan hujan hari ini terasa perih menusuk kulitku. Membasuh luka dihatiku. Biar hujan membasuh habis lukaku. Dan saat hujan ini berhenti, aku akan menemukan pelangi kebahagiaanku.